Jembatan Cirahong Penghubung Tasikmalaya dan Ciamis
Perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) meresmikan jalur kereta api Tasikmalaya -Kesugihan pada 1 November 1894. Sebelumnya, SS sudah merampungkan pembangunan jalur kereta api Warungbandrek - Tasikmalaya pada tahun 1893. Pembangunan jalur tersebut memiliki tujuan untuk mengembangkan wilayah Priangan tenggara.
Bagian |
Kantor Kedudukan |
Lintas |
Panjang (km) |
Seksi 1 |
Cibungur |
Halte Cibatu - Desa Trowek |
28,23 |
Seksi 2 |
Tasikmalaya |
Desa Trowek - Tasikmalaya |
29,42 |
Seksi 3 |
Ciamis |
Tasikmalaya - Citandui |
32,78 |
Seksi 4 |
Banjar |
Citandui - Cilongkrang |
28,81 |
Seksi 5 |
Cilacap |
Cilongkrang – Kesugihan dan Stasiun Maos |
55,46 + 1,62 |
Tahapan Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Warungbandrek - Kesugihan (Sumber: Agus Mulyana, Melintasi Pegunungan, Pedataran, Hingga Rawa-Rawa: Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924.)
Daerah yang dilewati kereta api lintas Warungbandrek - Cilacap merupakan daerah yang subur. Keberadaan kereta api berfungsi guna mempermudah pengangkutan komoditas dari Priangan tenggara ke luar maupun barang-barang yang hendak masuk ke Priangan tenggara. Selain itu, jalur kereta api dimanfaatkan sebagai pertahanan militer Pemerintah Kolonial.
Pembangunan jalur kereta api Warungbandrek - Cilacap banyak melewati daerah pegunungan dan aliran sungai. Sebagai penghubung SS membangun beberapa jembatan. Di atas aliran Sungai Citandui SS membangun tiga buah jembatan, yakni Jembatan Citandui 1 antara Manonjaya dan Ciamis, Jembatan Citandui 2 antara Ciamis dan Banjar serta Jembatan Citandui 3 antara Banjar dan Sidareja.
Keseluruhan pembangunan Jembatan tersebut menggunakan besi-besi dari Eropa yang dikapalkan ke Pelabuhan Tanjung Priuk. Sebelum dikirim ke lokasi pembangunan jembatan, material yang digunakan disimpan serta diolah terlebih dahulu di Bandung.
Pemasangan pilar batu di Jembatan Citandui 1 atau Jembatan Cirahong dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1893. Konstruksi Jembatan Cirahong didesain oleh kepala petugas bangunan Hesselink. Jembatan ini bertumpu pada empat buah tiang, dua tiang di tengah merupakan tiang besi sedangkan kedua tiang lainnya dibuat dari tembokan semen dan batu. Jarak antara kedua tiang batu dan besi ialah delapan meter. Semasa proses pembangunan fondasi dan pilar batu dibawah kendali Pengawas Kelas 1, E. G. Wijers.
Pada bangunan atas jembatan memiliki berat 795 ton dan pilar besinya seberat 195 ton. Pada tanggal 29 September 1893 bangunan atas jembatan rampung, pertengahan Desember 1893 jembatan ini sudah dapat dilewati kereta api.
Berdasarkan jenisnya, Jembatan Cirahong termasuk jembatan dinding, yakni jembatan dimana muatan tidak dipikulkan langsung pada rasuk-rasuknya melainkan dengan perantaraan rasuk memanjang dan rasuk melintang kepada rasuk-rasuknya. Sedangkan rangkanya menggunakan rangka rasuk kontinu (vakwerkwandbrug met continuligger).
Pada kurun tahun 1956-1958, Djawatan Kereta Api (cikal bakal PT KAI) melakukan perbaikan dan pemeliharaan jembatan di Jawa. Setelahnya DKA meningkatkan rencana muatan jembatan, termasuk di lintas Cibatu - Banjar. Dari awalnya memiliki kekuatan untuk muatan terbagi rata 5,55 t/m (Rencana Muatan 1907/1911 ) ditingkatkan menjadi 8,75 t/m (Rencana Muatan 1921).
Saat ini, Jembatan Cirahong dengan panjang 202 meter berada di bawah Daerah Operasi II Bandung. Jembatan ini dilewati oleh kereta api jarak jauh yang melayani kereta api jurusan Bandung-Yogyakarta-Surabaya dan Jakarta-Purwokerto melalui Bandung. Jembatan yang terletak antara petak Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis ini juga sebagai penghubung dua kabupaten, yakni Tasikmalaya dan Ciamis. Uniknya, Jembatan Cirahong tidak hanya dilewati kereta api namun dibawah jembatan dapat dilalui kendaraan darat seperti mobil, motor dan sepeda.
Lokasi Jembatan Cirahong ditandai lingkaran berwarna merah sedangkan Halte Manonjaya ditandai lingkaran berwarna kuning, peta tahun 1917. (Sumber: Maps.library.leiden.edu)
Rangkaian kereta api yang ditarik dua lokomotif melintas Jembatan Cirahong. (Sumber: Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie 6 April 1875-1925)
Suasana Jembatan Cirahong sekitar kurun tahun 1925-1933. (Sumber: Tropenmuseum.nl)
Model jembatan dinding rangka dengan rasuk tidak terputus. (Sumber: Majalah DKA, Desember 1956)
Sekawanan serdadu Belanda tengah memperbaiki Jembatan Cirahong, Agustus 1947. (Sumber: Gahetna.nl)
Potret Jembatan Cirahong tahun 1930-an dan tahun 2014. (Sumber: Tropenmuseum.nl dan Koleksi PBA)
Sumber :
- Gahetna.nl
- Majalah DKA, Desember 1956
- library.leiden.edu
- Mulyana, Agus, “Melintasi Pegunungan, Pedataran, Hingga Rawa-Rawa: Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924”, Disertasi Program Studi Ilmu Sejarah UI, 2005
- Tim Telaga Bakti, Sejarah Perkeretapian Indonesa Jilid II, 1997
- Tropenmuseum,nl
- Subarkah, Iman, Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867-1992, 1992
- Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie 6 April 1875-1925