Munculnya ide pembangunan kereta api di wilayah Sumatera Timur (saat ini Sumatera Utara) diprakarsai oleh perkembangan yang cepat dari perkebunan tembakau yang dibuka sejak pertengahan abad ke-19.

Seorang pengusaha tembakau di Jawa, Jacobus Nienhuys mempelopori penanaman tembakau di Sumatera Timur, tepatnya di Deli. Selanjutnya, Nienhuys dengan P.W. Jansen, dan G.C. Clemen membuat sebuah perusahaann tembakau “Deli Maatschappij” tanggal 24 Desember 1866. Perkembangan hasil tembakau Deli Maatschappij tidak diimbangi dengan pengangkutan yang memadai.  Deli Maatschappij membutuhkan transportasi yang lebih cepat, bermuatan besar, dan tidak terganggu akibat lumpur di jalan ketika musim hujan.

Pembangunan jaringan kereta api di Sumatera Timur merupakan inisiatif Mr. Cremer, salah seorang manajar perusahaan Deli Maatschappij. Pembangunan jalur kereta api yang mulanya hanya untuk kepentingan ekspor tembakau Deli Maatschappij ini disetujui oleh Pemerintah Belanda tanggal 23 Januari 1883. Untuk mempermudah pengoperasian jalur kereta api, tanggal 28 Juni 1883 Deli Maatschappij membentuk perusahaan sendiri, Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) yang khusus menangani sektor kereta api dengan Mr. Cremer sebagai Kepala Direktur DSM.

1 emplasemen hater pulubrayan rev

Emplasemen Halte Pulubrayan sekitar tahun 1910-an. (Sumber: Tropenmuseum.nl)

Jalur pertama yang berhasil dirampungkan DSM ialah Labuhan (Deli)-Medan-Belawan sepanjang 23 km. Salah satu tempat pemberhentian yang dibangun di lintas tersebut ialah Halte Pulubrayan. Pada tahun 1919 dilakukan renovasi Halte Pulubrayan, didirikan bangunan baru.

2 bangunan baru halte rev

Bangunan baru Halte Pulubrayan yang rampung pada tahun 1919. Tampak genangan air akibat banjir, yahun 1926. (Sumber: Stations en Spoorbruggen op Sumatera)

Di sisi timur Halte Pulubrayan dibangun pula sebuah Central Werkplaat (bengkel pusat) atau kini dikenal sebagai balai yasa. Menurut Meijer dalam bukunya “De Deli Spoorweg Maatschappij” menyebutkan bahwa keberadaan Balai Yasa Pulubrayan untuk perawatan lokomotif, kereta, dan gerbong. Bahkan memungkinkan juga guna perakitan baru sarana perkeretaapian

3 bangunan balai yasa rev

Bangunan Balai Yasa Pulubrayan sekitar tahun 1921. (Sumber: Tropenmuseum.nl)

4 kegiatan rev

Para pekerja tengah memperbaiki lokomotif di Balai Yasa Pulubrayan tahun 1926. (Sumber: Tropenmuseum.nl)

5 kunjungan le BY rev

Pelajar Ambachts School tengah mengunjungi Balai Yasa Pulubrayan, potret tahun 1926. Tampak pintu masuk balai yasa yang selesai dibangun pada tahun 1921. (Sumber: Tropenmuseum.nl)

6 gambar by dari atas rev

Balai Yasa Pulubrayan dari atas udara tahun 1931. (Sumber: Stations en Spoorbruggen op Sumatera)

Sumber:

  • De Deli Spoorweg Maatschappij
  • Heritage.kai.co.id
  • Pertumbuhan dan Perkembangan Deli Spoorweg Maatschappij di Sumetera Timur, 1883-1940
  • Pengambilalihan N.V. Deli Spoorweg Maatschappij di Sumatera Utara 1957-1963
  • Simandjuntak, Ermina, “Perkebunan Tembakau di Deli Pada Tahun 1863-1891: Dampaknya Terhadap Masyarakat”, Skripsi Sejarah UI, 1985
  • Stations en Spoorbruggen op Sumatera
  • Tropenmuseum.nl